Stunting masih
menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius di Indonesia. Meski
bukan penyakit menular, stunting memiliki dampak jangka panjang terhadap
kualitas hidup generasi muda bangsa. Pemerintah, masyarakat, dan berbagai
lembaga terus berupaya menurunkan angka stunting demi menciptakan sumber daya
manusia yang sehat, produktif, dan kompetitif di masa depan.
Apa Itu Stunting?
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita
akibat kekurangan gizi kronis yang terjadi dalam jangka panjang, terutama pada 1.000 hari pertama
kehidupan (sejak masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun).
Anak yang mengalami stunting memiliki tinggi badan di bawah standar
usianya menurut kurva pertumbuhan WHO.
Stunting tidak hanya berdampak pada fisik (anak lebih pendek dari teman
sebayanya), tetapi juga mempengaruhi perkembangan otak, kecerdasan, sistem kekebalan
tubuh, dan produktivitas di masa depan.
Penyebab
Stunting
Stunting biasanya disebabkan oleh berbagai faktor yang saling berkaitan,
antara lain:
- Gizi buruk sejak dalam
kandungan
- Ibu
hamil tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup atau seimbang.
- Pola makan yang kurang bergizi
pada anak
- Anak
tidak menerima makanan yang cukup protein, vitamin, dan mineral.
- Infeksi berulang
- Seperti
diare dan ISPA, yang menghambat penyerapan gizi.
- Sanitasi dan kebersihan
lingkungan yang buruk
- Air
yang tercemar, kurangnya akses jamban, dan kebiasaan mencuci tangan yang
buruk.
- Kurangnya pengetahuan orang
tua tentang gizi dan kesehatan anak
- Termasuk
kesalahan dalam pemberian ASI dan makanan pendamping.
Kondisi
Stunting di Indonesia
Menurut data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022,
prevalensi stunting nasional mencapai 21,6%, menurun dari 24,4% pada tahun
2021. Meskipun trennya menurun, angka ini masih di atas ambang batas maksimal
yang ditetapkan WHO, yaitu 20%.
Beberapa provinsi di Indonesia masih mencatat prevalensi stunting yang
tinggi, khususnya di wilayah Indonesia bagian timur dan daerah-daerah dengan
akses layanan kesehatan yang terbatas.
Dampak
Stunting
Stunting berdampak serius baik dalam jangka pendek maupun panjang, di
antaranya:
Dampak
Individu:
- Pertumbuhan
fisik yang terhambat
- Perkembangan
otak yang terganggu
- Penurunan
kecerdasan (IQ lebih rendah)
- Imunitas
tubuh lemah, rentan sakit
- Risiko
lebih tinggi mengalami penyakit kronis saat dewasa (diabetes, jantung,
dll)
- Produktivitas
rendah saat dewasa
Dampak
Sosial dan Ekonomi:
- Beban
ekonomi negara meningkat karena biaya kesehatan lebih tinggi
- Kualitas
sumber daya manusia menurun
- Hambatan
terhadap pertumbuhan ekonomi jangka panjang
Upaya
Pencegahan Stunting
1. Penuhi Gizi Ibu Hamil dan Anak
- Pastikan
ibu hamil mengonsumsi makanan bergizi lengkap
- Berikan
ASI eksklusif selama 6 bulan dan lanjutkan hingga 2 tahun dengan MPASI
bergizi
2.
Imunisasi dan Pencegahan Penyakit
- Lengkapi
imunisasi dasar anak
- Cegah
infeksi dengan sanitasi dan kebersihan yang baik
3. Perbaikan Sanitasi dan Akses Air Bersih
- Kampanye
buang air besar di jamban sehat
- Cuci
tangan dengan sabun
4.
Pendidikan Gizi dan Kesehatan
- Edukasi
kepada ibu dan keluarga tentang pentingnya gizi dan pola makan sehat
- Pendampingan
oleh kader posyandu dan petugas kesehatan
5.
Intervensi Terpadu Pemerintah
- Program
nasional seperti Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi,
Posyandu
aktif, Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT),
dan Pemberian
tablet tambah darah untuk remaja putri
Peran
Keluarga dan Masyarakat
Stunting bukan hanya masalah medis, tetapi juga masalah sosial yang
memerlukan peran semua pihak. Keluarga berperan penting dalam memenuhi
kebutuhan gizi anak. Masyarakat juga harus mendukung dengan menciptakan
lingkungan sehat dan mendukung program pemerintah.
Kesimpulan
Stunting di Indonesia masih menjadi tantangan besar yang harus ditangani
secara serius. Pencegahan harus dimulai sejak dini, bahkan sebelum anak lahir,
melalui pemberian gizi yang cukup bagi ibu hamil dan bayi. Kolaborasi antara
pemerintah, tenaga kesehatan, keluarga, dan masyarakat sangat penting untuk
memastikan anak-anak Indonesia tumbuh sehat, cerdas, dan tangguh. Menurunkan
angka stunting bukan hanya menyelamatkan generasi saat ini, tapi juga investasi
untuk masa depan bangsa.
Komentar
Posting Komentar